Saya Tidak Bisa Selingkuh
Seorang sahabat saya pernah bercerita “saya tidak bisa selingkuh, karena tidak bisa berbohong pada keluarga”. Kalau saya hendak pergi selalu mengatakan apa adanya, dan setelah urusan rampung saya langsung pulang. Saya juga pernah janjian dengan teman lama waktu SMA di sebuah resto favorit saya, tetapi di perjalanan istri menelepon. Dia tanya, “Papa sedang di mana?”. Karena aku tidak ingin membohongi istri, langsung saja aku katakan “Aku dalam perjalanan pulang”. Otomatis setir mobil aku belokkan menuju rumah, dan janjian dengan teman aku batalkan.
Sederhana, ternyata untuk menghindari selingkuh sangat mudah dan tidak seperti yang kita bayangkan, mengapa demikian? Saya prihatin dengan persepsi yang diyakini oleh banyak orang saat ini, bahwa untuk menghindari selingkuh dan pelecehan seksual adalah sulit. Sulit sekali menghindari perselingkuhan dengan teman kantor, rekanan bisnis, teman chating dan seterusnya. Hal ini terjadi karena suami atau istri menyembunyikan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, alias melakukan kebohongan.
Sebagian orang mngkin menganggap bohong adalah sepeleh, “Ah, cuma bohong sedikit saja kok, gak pa-pa kan”. Bukan masalah bohong yang menyebabkan seorang suami/istri meninggalkan keluarga, tetapi pengaruhnya menjadi tungku sekam yang makin lama membesar. Apabila tungku dibiarkan membara tanpa kepedulian, apinya bisa membesar dan marajalela. Kalau sudah menjadi besar, api tidak mungkin lagi dipadamkan dengan air satu ember atau ditiup saja, melainkan membutuhkan tim PMK yang terdiri dari puluhan mobil dan personel. Dalam beberapa kasus, kebakaran yang terlambat disadari, menyababkan hancurnya obyek sampai rata dengan tanah. Kalau sudah demikian, hanya penyesalan yang tiada berarti.
Wahai para suami dan istri, untuk menjaga keharmonisan keluarga tidak usah berpikir rumit dan ndakik-ndakik, misalnya masalah ekonomi, masalah perbedaan keyakinan, penganiayaan, sadisme dan seterusnya. Keharmonisan keluarga sejatinya muncul dari dalam jiwa masing-masing anggota keluarga. Seorang suami tidak akan melakukan perbuatan bohong sekecilpun kepada istri dan sebaliknya. Berawal dari perilaku jujur seperti ini sesungguhnya kelanggengan keluarga terjaga dari selingkuh, marah dan kekerasan lainnya.
Persembahan untuk suami/istri yang mendambakan mimpi keluarga bahagia di masa depan.
Paiton, 17 Juli 2008.
1 Komentar »
Tinggalkan komentar
-
Terkini
- Menanti Kelanjutan Sukses Ayat-ayat Cinta
- Bersyukur
- 10 Keistimewaan Kaum Muslim
- 8 Keutamaan Do’a
- Korban Ryan, Jagal manusia dari Jombang
- Siapa Calon Presiden 2008?
- Anggota DPR Penerima Aliran Dana BI
- Ahli Surga, Siapakah Dia?
- Gagal dan Berhasil, Sama Saja
- Tips Menghemat Air
- TIPS KENALI KELUHAN RASA TIDAK NYAMAN DI DADA
- Harga Minyak Dunia Turun, Ada Apa?
-
Tautan
-
Arsip
- Agustus 2008 (2)
- Juli 2008 (20)
-
Kategori
-
RSS
Entries RSS
Comments RSS
ok dech
Komentar oleh tom | Juli 24, 2008 |